Semakin seorang pemimpin dihormati, dihargai dan secara tulus diakui oleh
orang lain, semakin sah kekuasaannya atas orang lain. Tergantung pada cara
pemimpin berhubungan dengan orang lain, rasa hormat yang diberikan oleh
pengikut akan meningkat atau menurun. Dengan demikian kekuasaan sah dalam
hubungan itu akan bertambah atau berkurang. Menjadi terhormat berarti
memiliki kekuasaan.
Berikut adalah sepuluh saran bagi proses dan prinsip yang akan meningkatkan
kehormatan dan kekuasaan seorang pemimpin atas orang lain:
1--Sikap Persuasif. Dengan bersikap persuasif anda mempertahankan rasa
hormat yang tulus terhadap ide dan perspektif para pengikut sambil tetap
memberikan alasan yang kuat bagi kekuasaan dan keinginan anda. Pastikan anda
tetap dalam proses komunikasi sampai hasil yang menguntungkan dan memuaskan
semua pihak tercapai. Oleh karenanya katakan mengapa serta apa sebab dan
alasan anda.
2--Kesabaran. Bersabarlah pada proses dan orang. Walaupun terdapat
kegagalan, kekurangan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh para
pengikut dan ketidaksabaran anda sendiri serta antisipasi anda untuk
mencapai tujuan, pertahankan perspektif jangka panjang dan komitmen pada
tujuan-tujuan anda. Bersabarlah ketika anda mendapat rintanagn dan penolakan
jangka pendek.
3--Kelembutan. Apabila anda menangani ungkapan-ungkapan kekecewaan,
keterbukaan dan perasaan pengikut, gunakan kelembutan, bukan kekasaran,
kekerasan atau pemaksaan.
4--Kesediaan untuk diajar. Ini berarti anda bekerja dengan asumsi bahwa anda
tidak mempunyai semua jawaban, semua pandangan, dan menghargai sudut
pandang, penilaian dan pengalaman lain yang mungkin dimiliki oleh pengikut.
5--Menerima. Anda perlu menunda penilaian, dan memberikan kesempatan kepada
keragu-raguan, tidak membutuhkan bukti atau kinerja khusus sebagai syarat
untuk mempertahankan harga diri yang tinggi. Jadikanlah hal-hal ini agenda
anda.
6--Baik Hati. Anda perlu berbaik hati, peka, penuh pengertian, bijaksana,
mengingat hal-hal kecil (yang seringkali merupakan hal-hal besar) dalam
hubungan-hubungan dengan sesama.
7--Keterbukaan. Anda perlu mendapatkan informasi dan perspektif yang akurat
mengenai potensi para pengikut sambil tetap menghargai keadaan mereka
sekarang, lepas dari apa yang mereka miliki, mereka kontrol atau mereka
kerjakan. Anda juga harus memberikan pertimbangan penuh pada niat,
keinginan, nilai dan tujuan-tujuan mereka daripada hanya berfokus pada
perilaku mereka.
8--Konfrontasi Keprihatinan. Anda harus mengakui kekeliruan dan kesalahan
anda. Ini sekaligus mengakui adanya kebutuhan para pengikut untuk melakukan
"koreksi arah". Semua itu harus dilakukan dalam suasana ketulusan perhatian,
kepentingan dan keakraban, menjadikannya aman bagi para pengikut untuk
mengambil resiko.
9--Konsisten. Dengan konsisten, gaya kepemimpinan anda bukan suatu teknik
manipulasi yang anda gunakan manakala menghadapi kesulitan, krisis atau
tantangan, atau saat anda terperangkap. Dengan demikian gaya kepemimpinan
itu menjadi seperangkat nilai, suatu aturan pribadi, penjabaran karakter
anda, suatu refleksi dari siapa anda kini dan menjadi apa nantinya.
10--Integritas. Anda harus jujur memadukan kata-kata dan perasaan dengan
pikiran dan tindakan, demi kebaikan orang lain, tanpa kecurangan atau
keinginan untuk menipu, mengambil keuntungan, menyiasati atau megontrol.
Anda harus terus-menerus meninjau kembali niat anda saat anda berjuang
memperoleh keserasian.
Bagi sementara orang, prinsip-prinsip dan nilai-nilai mulia di atas
merupakan karya pemimpin-pemimpin besar terkenal, seperti Mahatma Gandhi.
Namun sulit menemukannya dalam pengalaman hidup sehari-hari yang lebih umum.
Dalam menanggapi hal ini, Gandhi pernah berkata, "Saya menganggap diri saya
tidak lebih dari seorang manusia biasa dengan kemampuan sedikit di bawah
rata-rata. Saya bukan orang yang berisi. Saya menganggap diri saya seorang
idealis praktis. Saya juga tidak dapat mengklaim suatu kemampuan khusus
untuk apa yang telah saya capai melalui riset yang panjang. Saya sama sekali
tidak meragukan bahwa sembarang pria dan wanita dapat mencapai apa yang
telah saya capai, apabila dia melakukan usaha yang sama dan menumbuhkan
harapan dan keyakinan yag sama."
15 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar