Manusia adalah salah satu ciptaan Allah SWT., di antara makhluq-makluq yang lainnya. Sebagai makhluq yang sangat sempurna di bandingkan dengan makhluq-makhluq-Nya yang lain. Sebagaimana Dia telah berfirman; ”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna” Kemulyaan kedudukan manusia bahkan pada eksitensinya melebihi kemulyaan para Malaikat sekalipun. Teringat, saat peristiwa Malaikat dimintai untuk tunduk kepada Adam As., setelah Tuhan selesai dengan karya agung-Nya dalam menciptakan The Slave of God sekaligus sebagai The Agent of Control...The Agent of Change...The Father of Human...yang akan memakmurkan, memimpin serta memurnikan bumi, bahkan melebihi Izazil Laknatullahi alahi yang pada saat itu derajat keimanannya di atas para Malaikat, bahkan dalam salah satu riwayat, disebutkan bahwa, ia sempat menduduki peringkat sebagai pemimpin para Malaikat, tetapi karena kesombongan dan keangkuhannya ia jatuh kedalam lembah kehinaan serta kehinaan, dikarenakan hanya tidak mau patuh kepada intruksi Tuhannya, untuk sujud mensyukuri serta sebagai rasa penghormatan kepada Maha karya Allah.
Tentunya kemulyaan Manusia tidaklah berarti, jika entitas dirinya tidaklah bermanfaat bagi yang lainnya, hidup penuh dengan keangkuhan, berlimpahkan kesombongan. Teringat sabda Rasul, ”Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Oleh karena itu, maka jadilah manusia mulia dengan kelebihan serta potensi yang diberikan Allah kepadanya, yaitu melalui amal yang nyata sebagai;
Spirit for Better; semangat untuk menjadi lebih baik, dengan mendobrak diri serta memaksakan kehendak diri sendiri untuk menuju perubahan individu dan pada akhirnya tercipta kesadaran kolektif, Kiat yang tepat untuk menuju perubahan yang diinginkan melalui fase ini adalah dengan - Change your Lens – merubah peradikma berfikir tentang arti kehidupan, Uqdatul Qubra - tiga pertanyaan besar yang sudah seharusnya menjadi landasan untuk menjalani episode kehidupan ini, yakni dari mana kamu berasal?-untuk apa kamu hidup?-kemanakah akan kamu pergi nanti?. Fase ini, seakan mudah dikata, ringan diimpikan. Tapi terkadang berat untuk direalisasikan, sulit diamalkan. Pada fase ini ada salah satu rumus, seperti yang disemboyankan oleh Guru kita, Aa Gym, bahwa rumus cangih tersebut adalah dengan, “3 M, Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil, mulai dari saat ini” Dikatakan oleh beliau, bahwa “Anda bermimpi akan bisa mengubah apapun tanpa diawali dengan perubahan dalam diri sendiri, perbaiki diri sendiri, berarti kita memulai memperbaiki segalanya, tak ada prestasi yang besar kecuali dari rangkain prestasi yang kecil. Dan tidak ada yang kecil di mata Allah. Jangan pernah untuk menunda-nunda yang dapat dilakukan hari ini dan saat ini, karena belum tentu ada hari esok untuk diri kita lagi, keberuntungan kita adalah apa yang kita lakukan saat ini.”
Kiat perubahan atau yang lebih dikenal dengan 3 M, mulai dari diri sendiri sebagaimana difirmankan oleh Sang Pencipta, “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu…”(Qs. At-Tahrim: 6), Mulai dari hal yang terkecil, sebagaimana firman-Nya, “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (Qs. Az-Zalzalah: 7), Mulai dari saat ini, ”Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat-nasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-nesehati supaya menetapi kebenaran”(Qs. Al-’Ashr: 1- 3)
The Slave of God. Fase ini adalah fase untuk menjadi ‘Aabid (hamba) yang taat kepada kepada Tuhannya (Ma’bud), fase ini lebih ditekankan kepada pendekatan untuk mengenal dienul Islam di antaranya Rukun Islam, rukun Iman, mengenal Allah SWT., mengenal Nabi Muhammad SAW., beserta ajaran-ajaran Islam yang lainnya. Yang kemudian direalisasikan dalam kehidupan keseharian hidup kita. Fase ini juga lebih ditekankan kepada, membangun hubungan Horizontal dan tak lupa pula untuk lebih meningkatkan hubungan Vertikel antara makhluq yang diciptakan dengan Sang Khaliq yang menciptakan.
The Agent of Control, fase untuk menjadi seorang pemimpin, menjadi pemimpin untuk diri sendiri, pemimpin untuk keluarga, pemimpin untuk lingkungan sekitar (masyarakat), pemimpin untuk negara dan bangsa (Khalifah), sebagai pemimpin yang diberi amanat untuk mengelolah Sumber daya manusia serta sebagai Ta’mir ’Alam untuk mengelolah serta melestarikan kelansungan kehidupan manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan segala makhluq Allah yang ada di muka bumi ini.
The Agent of Change, Trainer, Dai, Mujahid yakni yang selalu mengunakan segala potensi serta kemampuan yang diberikan Allah kepada dirinya untuk melakukan perubahan-perubahan positif, yang mempunyai nilai arti bagi kelansungan kehidupan manusia. Melakukan perubahan terhadap yang mungkar(penyuruh kepada yang Ma’ruf dan Nahyil munkar), perubahan terhadap sesuatu yang hina, rendah. Melakukan terobosan-terobosan yang tepat, yang dapat bermanfaat untuk mengantarkan manusia kepada kebahagian, kedamaian, keselamatan hidup dunia dan akhirat, selalu mempunyai ide-ide yang kreatif untuk membuat hal-hal yang baru. Mujahid yang berada pada garis yang paling depan, untuk memimpin misi yang diamanahi kepadanya, tugas mulia yang dibebankan kepadanya, untuk menjadikan manusia sebagai People of the bets menjadi masyarakat yang terbaik dihadapan Sang Khaliq.
The Father of Human, sebagai Tokoh dunia, sebagai Publik Figur, sebagai ulama yang memiliki pengaruh serta sebagai motor pengerak. Sebagai tokoh yang selalu didengar perkataannya, sebagai suri tauladan bagi ummat, sebagai orang yang dihargai dan dihormati. Adalah mereka yang berhasil mengenali, mengali, dan memompa seluruh potensi diri, sehingga ia mampu mengagas karya-karya dan ide-ide terbaik demi kemaslahatan umat. Menjadi bintang di antara bintang, menjadi bintang untuk segala cuaca untuk membawa misi memakmurkan serta memurnikan bumi kepada ketaatan kepada Sang Khaliq, .
Spirit for better, the slave of God, the agents of Control, the agents of Change, the father of Human. Kunci sukses untuk melalui fase demi fase adalah dengan adanya kegigihan memperbaiki diri, kesungguhan untuk menjadi lebih baik serta ingin kuat mempersembahkan yang terbaik dalam hidup ini, karena bagi dirinya keberuntungan, kemenangan serta kesuksesan adalah kalau dapat berproses untuk berubah menjadi lebih baik dalam setuasi apa pun, disibukkan dengan selalu memperbaiki diri sendiri.
Dapat dilalui dengan sistem pengkaderan yang baik dan tepat guna, adanya Pendidikan bagi para peserta kader, Pelatihan-pelatihan, Pembinaan serta Pemberdayaan bagi para peserta kader yang mempunyai komitment yang kuat untuk tetap istiqhomah berada dalam barisan orang-orang yang mempunyai cita-cita yang mulia untuk menjadi seorang Hamba Tuhan diantara hamba-hambaNya, menjadi manusia diantara manusia-manusia, yang selalu belajar untuk mengabdikan diri kepada-Nya. Tiada yang paling mulia, kecuali mempunyai cita-cita yang Agung untuk memaksakan diri, Spirit for Better sehingga menjadi The Slave of God… The Agent of Control...The Agent of Change...The Father of Human yang hidup bagaikan musafir perjuangan. Karena mereka tahu, bahwa mereka hidup, mereka tidak akan pernah takut akan kehilangan makanan, mereka mati akau tidak akan pernah takut akan kehilangan kuburan, Jiwa mereka adalah jiwa yang merdeka, yang memandang kerendahan sebagai bentuk kekufuran, cita-cita mereka adalah cita-cita seorang pemimpin, yang datang dari kesadaran individu menuju kesadaran kolektif, melalui proses Change Your Lens, sehingga terbentuklah Change your World.
Mungkin, untuk melalui proses demi proses ini akan terasa berat, akan jatuh bangun, tetapi ketahuilah bahwa hal itulah hal yang lumrah, bukan menjadi hambatan tetapi menjadi tantangan untuk diri kita, yang penting adalah adanya semangat untuk selalu belajar dan berlatih secara sistematis berkesinambungan, yang diawali dengan ketrampilan dan kesungguhan mengendalikan diri. Karena Anda sangat bernilai di muka bumi, maka ketika itu, Anda harus mengalami proses untuk berusaha merealisasikan misi suci yang di amanatkan kepada Anda. Dari pada Anda menjadi beban hidup orang lain, Anda harus menjadi sesuatu yang besar yang selalu memilki kekuatan hidup daripada hanya sekedar menjadi sesuatu yang kecil yang tak ada nilainya, yang selalu mengisi hidupnya dengan kesedihan atau pun dengan keputusasaan, atau hanya sekedar hadir saja di dunia ini. Padahal dunia tempat Anda hidup saat ini tidak pernah mengharapkan Anda hadir hanya sekedar untuk makan dan minum saja. Tapi, dunia sangat mengharapkan Anda untuk melakukan sesuatu perubahan yang sangat berarti bagi kehidupan makhluk yang ada di dalamnya.
Musthafa Shadiq Rafi’i, berkata “Andai engkau belum bisa memberikaan sesuatu kemajuan kepada dunia, maka engkau telah menjadi tambahan (beban) bagi dunia.” Tugas Anda sebagai seorang hamba dan serta sebagai seorang Khalifah dan mujahid serta tokoh dunia adalah memberikan manfaat bagi dunia tempat Anda berpijak dengan mengerjakan karya-karya nyata yang dapat bermanfaat dan bermakna bagi kehidupan, bukan justru sebaliknya, menjadi beban untuknya. Kehidupan ini sangat membutuhkan suatu hasil karya nyata dengan memberikan pengaruh yang abadi dalam diri setiap makhluk sehingga dapat membuat mereka hidup tersenyum bahagia. Ketika Anda sudah tiada, nama Anda serta karya-karya nyata Anda selalu bermanfaat di nikmati oleh makhluk-makhluk Tuhan di muka bumi ini, sehingga orang-orang yang Anda tinggalkan selalu menikmati “kehadiran” Anda di muka bumi.
Sekecil apa pun amal yang Anda lakukan akan sangat bermakna, janganlah melihat besar kecilnya amal yang Anda lakukan, tetapi lihatlah apa yang Anda lakukan untuk perubahan dunia ini menuju kebaikan. Jangan pernah untuk menganggap rendah amal kebaikan sekecil apapun, karena tidak ada amal kecil dalam pandangan-Nya, kalau ikhlas melakukannya, dan pula jangan menganggap remeh dosa sekecil apapun, karena tidak ada dosa kecil kalau terus menerus di lakukan” Anda sendirilah yang lebih tahu tentang diri Anda tidak ada orang lain yang lebih mengetahui tentang Anda. Orang lain pun juga tidak pernah mau memikirkan diri Anda, Anda sendirilah yang memikirkan diri Anda...?!! Terserah di mana Anda mau memposisikan diri Anda...?!!
Teringat filosofi Lebah dan Lalat; ”Lebah tidak pernah makan kecuali dari jenis makanan yang terbaik’ yaitu saripati bunga atau kembang. Sedangkan lalat semua jenis makanan dia makan olehnya, hingga kotoran pun menjadi jenis makanan terfaforitnya. ”Lebah tidak memberi kecuali yang terbaik” yaitu madu. Sedangkan lalat, yang diberikannya adalah kotorannya. ”Lebah bila ia hinggap dan bersarang kendati di ranting yang sudah lupuk, ia tidak pernah mematahkan ranting itu”. Lebah hidupnya selalu berjama’ah. Sedangkan lalat hidupnya hanya mementingkan dirinya sendiri. Wallahu ’alam bi Shawab.
Untuk menjadi insan yang sejati, selalu ada saja berbagi macam tingkatan yang harus dimilki oleh setiap orang, kalau kita ketahui, bahwa di negeri Cina, kita mengenal istilah, Shio, Shio adalah suatu umur yang panjang. Kedua adalah Hok, Hok adalah memiliki harta yang banyak. Ketiga adalah Lok, kekuasaan yang tinggi. Inilah katagori orang yang akan dijuluki sebagai manusia-manusia yang unggul menurut kepercayaan masyarakat Cina pada waktu itu.
Lain di Negeri Cina, lain pula di negeri Paman Sam. Amerika memiliki persyaratan tersendiri untuk menjadi pribadi yang unggul, yaitu 3P, P yang pertama adalah Power, P kedua adalah Position, sedangkan P yang ketiga adalah Property.
Tahukah Anda, bagaimana kalau di negeri yang kita cintai ini, yaitu Indonesia. Lain di negeri Cina, lain di Amerika, lain pula di Indonesia? Untuk menilai seseorang telah sampai pada tahap sempurna hidupnya, maka dia harus memiliki 3 TA, yaitu, Tahta, Harta dan Wanita.
Demikian adalah beberapa ukuran yang sering digunakan oleh kita semua, untuk menilai sejauh mana tingkatan kesuksesan seseorang dalam menjalani episode kehidupan di dunia ini. Terkadang dikatakan sempurna, bila dia telah memperoleh semua yang diimpikan olehnya, tapi? Wallahu ’alam
Tapi, apakah ini semua sebuah kesuksesan yang diimpi-impikan, aku tidak tahu kesuksesan seperti apakah yang diinginkan oleh setiap makhluq yang merasa dirinya sebagai makhuq ciptaan Allah SWT., sungguh terkadang ini semua seakan bertolak belakang dengan apa yang terkandung di dalam kitabullah Yang Agung.
15 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar