seonggok batu dengan warna coklat kusam yang telah diselimuti oleh lumut dan kenampakan luarnya relatif lapuk. Kemudian dengan sekuat tenaga sang pengrajin tersebut mengayunkan godamnya mengenai batu hingga mendapatkan bongkahan batu sebesar kepala, dan mulai terlihat warna asli dari batu tersebut adalah putih. Dibawanya batu itu ke rumahnya, dipotongnya dengan menggunakan gerina (alat pemotong batu), hingga percikan-percikan api hasil gesekan dengan batu tersebut sesekali terlihat. Dihaluskannya permukaannya yang kasar dari batu tersebut dan dipoles. Berhari-hari pengrajin tersebut melakukan pemolesan pada batu tersebut.
Siang dan malam, sang pengrajin berusaha membuat sebentuk batu penghias cincin, dari warna batu yang putih dan kasar, berangsur-angsur menjadi putih, mengkilap dan licin. Pengrajin tersebut tahu betul kesempurnaan bentuk sebuah batu penghias cincin, akhirnya terciptalah sebuah batu yang bernilai dari kondisi yang sebelumnya.
---------
Sekedar Renungan, Sebenarnya alam memberikan berbagai pelajaran buat kita. Kita adalah sebongkah batu, kondisi lapuk, berlumut dan rapuh adalah kondisi kita yang tidak mampu melawan cobaan. Pukulan godam, gesekan gerinda, percikan api, polesan amplas adalah gambaran dari cobaan yang datang untuk menempa kita, Terkadang kita menolak cobaan yang datang, tetapi sebenarnya cobaan tersebut adalah sarana yang datang dari Allah untuk membentuk kepribadian kita sehingga kita bisa terlihat bersinar.
Sekarang mari kita pikirkan, dimanakah posisi kita? apakah kita seonggok batu yang tidak berharga?? ataukah kita seonggok batu yang sedang mengalami proses menjadi sebuah batu penghias cincin yang memiliki nilai yang mahal?
15 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar