Setiap hari mungkin kebanyakan kita selalu mengelus dada mendengar berita-berita menyedihkan baik dari media cetak maupun elektronik bahkan yang kita saksikan dengan mata kepala sendiri. Entah apa yang salah dalam kehidupan bangsa ini, Bangsa kita yang dikenal sebagai bangsa yang menjunjung nilai-nilai Pancasila malah sering terjadi tindakan-tindakan yang menyimpang dari Pancasila yang dilakukan baik dari kalangan remaja kalangan pendidikan, kalangan birokrat bahkan dari kalangan hukum sendiri yang seyogianya menjadi suri tauladan kepada masyarakat. Seperti baru-baru ini terjadi serentetan kasus penyelewengan jabatan oleh para pemimpin kita di kejaksaan agung dan lembaga legislatif kita. Sudah berapa banyak uang-uang rakyat yang seharusnya dipergunakan untuk mensejahterakan rakyat dipergunakan untuk kepentingan pribadi. Bayangkan hanya segelintir orang saja mampu memakan uang sebanyak puluhan trilyun, coba saja jika uang tersebut kita berdayakan untuk mensejahterakan masyarakat maka bukan hanya Cirebon yang sejahtera melainkan seluruh kota di Indonesia akan sejahtera.
Belum lagi masalah korupsi mampu dituntaskan, kini dikalangan remaja muncul tindak-tindak kriminal seperti maraknya genk-genk brutal yang mengedepankan kekerasan. Jika para pemudanya saja sudah memiliki akhlak yang bobrok bagaimana nanti ketika sudah dewasa. Parahnya lagi jika para pemuda yang memiliki kebobrokan akhlak tersebut kedepan akan menempati jabatan-jabatan strategis dalam bangsa ini, maka bukan hanya korupsi yang akan semakin marak melainkan triliyunan tindak kriminal akan muncul. Jika sudah demikian kehancuran bangsa tinggal menunggu waktu.
Melalui moment ‘100 Tahun Kebangkitan Nasional’ pernahkah terbesit dalam pemikiran kita sebuah keinginan untuk memperbaiki kehidupan bangsa ini. Mungkin sebagian besar orang akan berkata mustahil kita bisa merubah bangsa dengan sendiri. Ya memang mustahil, namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jadi kemustahilan juga memiliki kemungkinan bukan ?, Jika mungkin, ‘lalu bagaimana caranya ?’.
Kata kuncinya adalah ‘merubah bangsa’, tentunya kearah yang lebih baik. Seperti yang kita ketahui bahwa Bangsa Indonesia terdiri dari pulau-pulau, satu pulau terdiri dari berbagai provinsi, satu provinsi terdiri dari beberapa kota dan kabupaten, satu kota dan kabupaten terdiri dari beberapa kecamatan, satu kecamatan terdiri dari beberapa kelurahan, satu keluraan terdiri dari beberapa RW, satu RW terdiri dari beberapa RT, satu RT terdiri dari beberapa Keluarga, dan keluarga terdiri dari beberapa orang. Nah, orang itu adalah komponen terkecil dalam bangsa ini, tentunya adalah kita semua. Jadi jika komponen terkecil dari sebuah bangsa mampu memperbaiki didi maka tidak mustahil pengaruhnya akan sampai pada komponen terbesar yaitu bangsa/ negara.
Mungkin kita masih ingat terobosan yang dilakukan tokoh kita yaitu Abdullah Gymnastiar atau yang lebih dikenal dengan sebutan Aa Gym dengan semboyannya 3M. Semboyan yang ia gemakan adalah sebuah ‘Solusi Bangsa’ yang efektif. ‘Apa itu 3 M?’. Mungkin sebagian besar kita belum mengetahui, 3M yaitu ‘Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal-hal kecil, dan Mulai saat ini juga’.
Jika kita ingin merubah bangsa menjadi lebih baik, maka kita harus merubah diri menjadi lebih baik. Jika semua orang di Indonesia menerapkan 3M ini maka sudah tentu Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik lagi. Mari kita bangun Bangsa Indonesia tercinta ini dengan perubahan pada diri kearah yang lebih baik. Wujudkan Indonesia Bermartabat Sekarang dan Selamanya ! [Ryan, footnote after lunch]
16 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar