Senin, 14 Juli 2008

Everyone Is Hero


Semua orang bisa jadi Pahlawan, seorang pahlawan tidaklah ia dilahirkan, atapun berasal dari keluarga yang sudah memiliki kesuksesan sebagai pemenang, tidak…tidak…!!! Tapi seorang pahlawan ialah mereka yang diciptakan oleh proses, mereka yang berani membayar proses demi suatu perubahan yang bagi orang lain tidaklah sanggup melakukannya, mereka berani untuk menerima kegagalan dan berani untuk bereaksi terhadap kemunduran, karena mereka yakin bahwa tidak ada kemenangan tanpa ada proses ”

Saat sang ibunda lagi mengandung – lalu tiba saatnya untuk melahirkan si jabang bayi ke alam dunia. Saat itulah kehidupan di dunia telah dimulai, itulah proses untuk menepali jalan baru untuk menuju kematian dan kehidupan setelah kematian akan diawali. Kalau kita berbicara dengan kehidupan dunia, maka sudah menjadi keharusan untuk kita pahami, bahwa ada dua jalan dalam kehidupan ini, yakni jalan yang sudah di tentukan oleh Sang Khaliq yaitu jalan kepada kebaikan dan jalan kepada keburukan.
Jika di alam dunia ini ada dua jalan, jalan kebaikan – jalan untuk menuju kepada kesuksesan di dunia dan kesuksesan di akhirat. Satunya adalah jalan kesuksesan fatamorgana, jalan menuju kegagalan akhirat. Bila ada kehidupan maka ada pula kematian, ada dunia ada pula akhirat, kalau ada kebaikan berarti ada pula keburukan berarti ada pula tempat bagi orang yang berbuat baik dan ada pula ada tempat untuk orang yang berbuat keburukan. Berarti ada surga maka ada pula neraka.
Untuk itu mari sejenak kita ‘bersilaturahim’ ke negeri akhirat sana, setibanya kita di sana ada dua kampong, satu di antaranya bakal bagi kita untuk menghuninya kelak. Dan mari sejenak kita ‘bertamasyah’ ke kampong Surga, kampong surga merupakan suatu tempat yang disiapkan oleh Sang Khaliq kepada setiap makhluqNya yang selalu mau berproses diri untuk mendapatkan kemenangan abadi, bukan hanya sebuah kesuksesan fatamorgana sesaat saja.
Sedangkan kampong neraka, di siapkan olehNya untuk makhluqNya yang hanya ingin meraih kesuksesan fatamorgana semata, kesusksean fatamorgana adalah kesuksesan yang didapatkan di dunia tanpa mendapatkan ridho Allah SWT., kesuksesan yang menghasilkan kegagalan akhirat, yang kelak akan menetap di kampong neraka. Tapi apakah kualitas serta kauntitas ibada kita hanya untuk mengharapkan surga atau hanya takut akan neraka? Bagaimana bila surga dan neraka itu tidak ada? Apakah kita tidak akan beribadah kepadaNya selaku Sang Pencipta? Wallahu ‘alam bishawab
Bahwa dalam setiap diri manusia ada naluri untuk melakukan penyembahan kepada Sang Pencipta, naluri untuk melakukan kebaikan, dan inilah potensi yang sering terabaikan dan belum diasah, sehingga tidak dapat berkembang, bahkan berunjung pada matinya potensi tersebut. Karena manusia itu lahir dalam keadaan fitrah, dalam keadaan suci, hanya sejauh mana lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah menciptakan dia menjadi seorang manusia sesuai dengan letak fitrah dirinya. Bukan karena ia terlahir dari generasi orang-orang yang sukses tapi seorang pemenang ialah mereka yang diciptakan oleh proses, mereka yang mau dengan berani untuk membayar proses – mereka berani membuat perubahan yang sangat berani, yang bagi orang lain sangatlah tidak sanggup untuk melakukannya, berani untuk hijrah – spirit for better, serta self improvment demikian ciri orang yang akan mendapatkan kemenangan abadi.
Tapi terkadang sukses bagi sebagian orang adalah jika impiannya tercapai dengan prestasi gemilang, karena yang menjadi ukuran suksesnya hanyalah dalam pandangan kesuksesan fatamorgana semata. Di negeri Cina ukuran sukses di nilai dari apabila seseorang telah memiliki tiga syarat yang harus dia penuhi dalam pribadinya, yakni dia harus memiliki Shio – umur yang panjang, kedua harus memiliki Hok – harta yang melimpah, Lok – kekuasaan yang tinggi, jadi syarat sukses di kalangaan masyarakat Cina adalah Shio, Hok, dan Lok: umur yang panjang, harta yang banyak, kekuasaan yang tinggi. Jika syarat ini telah terpenuhi maka ia berhak untuk mendapatkan sebutan pribadi yang sukses, pribadi yang hebat, pribadi yang terbaik, pribadi yang unggul, pribadi best is the best.
Sedangkan Amerika, Negara super power – polisi dunia, Negara adidaya mempunyai pra syarat tersendiri untuk menilai suksesnya seseorang. Yaitu yang lebih kita kenal dengan istilah 3P, Power, Position, Property dia harus memiliki kekuatan, posisi yang bagus dan financial yang memadai. Maka mereka baru dapat disebut sebagai pribadi yang terhebat, pribadi yang terbaik, unggul, pribadi sempurna, pribadi best of the best. Kalau di Indonesia nilai kesuksesan diukur dari sejauh mana dia memiliki 3TA, memiliki harta, memiliki tahta, dan wanita. Kalau Anda telah memiliki semua ini, sesuai dengan ukuran kesuksesan tersebut maka Anda telah menjadi orang yang hebat, sukses, unggul. Akan tetapi apakah ini yang menjadi ukuran kesuksesan seseorang? Apakah ia telah menjadi manusia sempurna, seorang pahlawan, seorang pemenang???Wallahu ‘alam
Wahai saudaraku, apakah Anda juga menjadikan konsep di atas sebagai ukuran Anda untuk mendapatkan kesuksesan, kemenangan??? Bukankah kita mempunyaai refrensi tersendiri, refrensi yang tidak ada tandingannya, tidak ada yang dapat menyamainya, refrensi yang menjadi sumber inspirasi, refrensi yang menjadikan kita selamat di dunia dan akhirat. Islam mempunyai konsep tersendiri jika ingin menggapai sukses dunia akhirat, yakni dengan melakukan Hijrah - spirit for better. Hijrah dari yang hina menuju yang mulia, hijrah dari yang biasa-biasa menuju luar biasa, hijrah dari keburukan kepada kebaikan, hijrah dari kerendahan kepada yang menjunjung tinggi nilai-nilai, hijrah dari kesyirikan kepada ketahuidan, hijrah dari kemaksiatan kepada ketaatan, hijrah dari yang sia-sia kepada yang bermanfaat, inilah yang kita sebut dengan spirit for better – mendobrak diri untuk lebih baik. Setelah itu lakukanlah self improvement ¬– memperbaiki diri sendiri, dari al-hal yang terkecil, dan mulai saat ini pula. Kemudian jadilah The Slave of Allah, menjadi hamba Allah yang taat- The Agents of Control, menjadi hamba Allah yang dapat menjaga, memelihara dan mengontrol agama Allah - The Agents of Change, menjadi hamba Allah yang dapat mengajak kepada kesadaran jama’ah, kesadaran kolektif, perubahan social setelah terciptanya kesaadaran individu. The Father of Human, menjadi hamba sekaligus sebagai seorang khalifah – pemimpin, ulama yang alim lagi abid , public figure yang taat lagi khusuk dalam menjalankan perintah agamaNya. (Self Improvement, The Slave of Allah, The Agents of Control, The Agents of Change, The Father of Human, insyah Allah akan dibahas pada edisi berikutnya)
Perbedaan antara orang yang sukses dunia akhirat dan sukses di dunia adalah, bagaimana mereka rela menjual kemenangan dunia hanya untuk meraih kesuksesan abadi, seorang pahlawan yang telah berhasil mendapatkan kemenangan dunia kadang takut untuk membayar proses untuk menuju kemenangan yang abadi dengan berbagi tantangan yang harus dihadapinya. Sang Khaliq berfirman dalam kitab suciNya; “Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang kehidupn akhirat adalah lalai.” (Qs. Ar-Rum[30]: 7)
Karena orang yang sukses dunia akhirat dan orang yang sukses akhirat saja sangat berbeda jauh dalam pandangan Allah SWT., adapun ciri orang yang beruntung dunia akhirat adalah sebagaimana dijelaskan dalam Misykatul Masbahil, Imam Baihaqi dan Iman Ahmad, “Orang yang beruntung adalah orang yang Allah bersihkan hatinya, yang Allah jadikan hatinya sempurna, mulutnya jujur, jiwanya tenang, moralitasnya baik, telingganya mendengar, matanya melihat, dan dengan matanya dia menyebarkan, dan menerima apa yang dia kumpulkan dan dipersepsikan hati, sesungguhnya orang yang bruntung adalah orang yang hatinya memahami.” Dalam salah satu hadits NabiNya Rasulullah SAW., beliau bersabda; “Allah tidak melihaat jasad-jasadmu, tidak pula melihat wajahnya, namun Dia melihat hatimu” (Muttafak ‘alahi)
Jadi yang menjadi ukuran sukses adalah ketika kita dapat menciptakan orang lain untuk sukses bukan hanya dunia saja tapi juga untuk sukses akhirat, “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dibandingkan yang terdahulu, maka dia termasuk orang yang sukses. Barangsiapa yang hari ini sama seperti yang terdahulu, maka dia termasuk orang yang tertipu. Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dibandingkan yang terdahulu, maka dia termasuk orang-orang yang merugi dihadapan Allah SWT…” yakni dengan menciptakan kesadaran individu menuju kepada kesadaran kolektif – kesadaran jama’ah – perubahan social. Teringat sabda sang Nabi; “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain” Maka jadilah Anda seorang pemenang, seorang pahlawan, karena saya yakin semua orang dapat menjadi pahlawan – Everyone’s Hero. Be A Winner!

0 komentar:

Posting Komentar